Beranda | Artikel
Cerita Rakaat Shalat Tarawih - Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiir #NasehatUlama
Kamis, 21 April 2022

Cerita Rakaat Shalat Tarawih – Syaikh Abdus Salam asy-Syuwai’ir #NasehatUlama

Terdapat riwayat dari para sahabat—ridwanullahi ‘alaihim— bahwa mereka menetapkan jumlah rakaat Salat Tarawih dengan jumlah yang berbeda-beda. Imam Malik meriwayatkan dari hadis as-Saib bin Yazid, bahwa Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu memerintahkan Ubay bin Ka’ab, untuk menjadi imam (Salat Tarawih) bagi orang-orang, dan ia salat bersama mereka sebanyak 21 rakaat.

Ada juga riwayat dari hadis Yazid bin Ruman, bahwa dahulu orang-orang mendirikan Salat Tarawih pada zaman Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu sebanyak 23 rakaat. Dan ini menunjukkan, bahwa dahulu, para sahabat mendirikan Salat Tarawih dengan 21 atau 23 rakaat. Dan diriwayatkan juga bahwa mereka mendirikan Salat Tarawih dengan 36 rakaat. Dan diriwayatkan dalam beberapa riwayat juga, bahwa mereka mendirikan Salat Tarawih dengan 11 rakaat.

Para ulama telah mencoba menyelaraskan antara riwayat-riwayat ini. Di antaranya adalah penyelarasan yang dilakukan oleh Abu Umar Ibnu Abdil Barr rahimahullahu Ta’ala. Beliau menyelaraskan antara riwayat-riwayat ini, dengan mengatakan, bahwa awal mulanya Umar memerintahkan agar orang-orang ketika itu Salat Tarawih 11 rakaat. Kemudian, Umar memerintahkan untuk menambah rakaat ini, sesuai dengan semangat orang-orang dalam beribadah, hingga jumlah rakaatnya mencapai 23 atau 36 rakaat. Kemudian kaum Muslimin terus berlanjut mengamalkan jumlah rakaat ini. Bahkan Ishaq bin Rahawaih mengatakan bahwa ini adalah ijmak amalan dari kaum Muslimin, ini sebagaimana tercantum dalam Masa’il Ishaq bin Manshur al-Kausaj yang diriwayatkan dari Ishaq bin Rahawaih. Ishaq bin Manshur meriwayatkan ijmak para penduduk Makkah dan Madinah, bahwa mereka mendirikan Salat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Dan mereka di beberapa waktu menambah rakaat lebih dari itu. Sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Utbiyah, bahwa Imam Malik rahimahullahu Ta’ala melarang pemimpin kota Madinah untuk mengurangi jumlah rakaat Salat Tarawih kurang dari 36 rakaat.

Maksud dari semua ini adalah, bahwa jumlah rakaat Salat Tarawih diriwayatkan dengan 11 rakaat, dan salat ini dilakukan dengan jumlah rakaatnya hingga 36 rakaat, juga dilakukan kurang dari itu, seperti 21 atau 23 rakaat, atau lainnya. Dan yang mana saja dari semua jumlah ini—alhamdulillah—boleh dilakukan. Dan tidak benar jika katakan bahwa sunnahnya hanya dilakukan dengan 11 rakaat, tanpa boleh ditambah. Karena Umar radhiyallahu ‘anhu dan para sahabat yang lain menambahnya (lebih dari 11 rakaat). Sebabnya adalah—seperti yang telah saya jelaskan di awal—karena ada perbedaan antara Salat Witir yang disunnahkan untuk dikerjakan tidak lebih dari 11 rakaat, dan antara Salat Tarawih yang dikerjakan dengan 20 rakaat, atau dikerjakan dengan lebih dari itu, seperti 36 rakaat dan lainnya.

Maksud dari semua ini adalah, agar kita mengetahui, bahwa perkara jumlah rakaat Salat Tarawih merupakan perkara yang mudah dan sederhana, dan ini berbeda-beda, sesuai dengan tinggi dan rendahnya semangat orang-orang dalam ibadah. Dan berbeda-beda pula, sesuai dengan panjang dan pendeknya surat yang dibaca. Karena jika seseorang membaca surat yang panjang, maka hendaklah ia mengurangi jumlah rakaatnya. Dan jika ia membaca surat yang pendek, maka hendaklah ia menambah banyak jumlah rakaatnya. Dan tidak boleh seorang pun mengingkari orang lain yang menambah rakaatnya hingga jumlah tertentu.

Bahkan seorang Imam Malik yang merupakan Imam Darul Hijrah (kota Madinah), yang seseorang rela menempuh perjalanan jauh demi dapat menemui ulama kota Madinah ini. Ketika membahas tentang perkara ini, beliau melarang pemimpin kota Madinah untuk mengurangi jumlah tertentu Salat Tarawih. Maka ini menunjukkan bahwa beliau memandang pada maslahat terbesarnya dan semua jumlah rakaat itu dibolehkan.

================================================================================

وَقَدْ جَاءَ عَنِ الصَّحَابَةِ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِمْ

أَنَّهُمْ كَانُوا يُقَدِّرُونَ صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ بِعَدَدٍ مِنَ الرَّكَعَاتِ

فَقَدْ رَوَى مَالِكٌ مِنْ حَدِيثِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ

أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَمَرَ أُبَيًّا

أَنْ يَقُومَ بِالنَّاسِ فَيُصَلِّي بِهِمْ إِحْدَى وَعِشْرِينَ رَكْعَةً

وَجَاءَ مِنْ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ رُومَانَ

أَنَّ النَّاسَ كَانُوا يَقُومُونَ فِي زَمَنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً

فَدَلَّ ذَلِكَ عَلَى أَنَّ الصَّحَابَةَ صَلَّوْا وَاحِدًا وَعِشْرِينَ وَصَلَّوْا ثَلَاثًا وَعِشْرِينَ

وَجَاءَ أَنَّهُمْ صَلَّوْا سِتًّا وَثَلَاثِينَ كَذَلِكَ

وَرُوِيَ فِي بَعْضِ أَخْبَارٍ أَنَّهُمْ صَلَّوْا إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

وَقَدْ جَمَعَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ بَيْنَ هَذِهِ الْأَخْبَارِ

وَهَذَا جَمْعُ أَبِي عُمَرَ ابْنِ عَبْدِ الْبَرِّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

جَمَعَ بَيْنَ هَذِهِ الْأَخْبَارِ بِأَنَّ أَوَّلَ الْأَمْرِ أَمَرَ عُمَرُ أَنَّ يُصَلُّوا إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

ثُمَّ زَادَهَا بِحَسَبِ إِقْبَالِ النَّاسِ عَلَى الْعِبَادَةِ

حَتَّى وَصَلَ ثَلَاثًا وَعِشْرِينَ أَوْ سِتًّا وَثَلَاثِينَ

وَاسْتَمَرَّ عَمَلُ الْمُسْلِمِينَ عَلَى هَذِهِ عَلَى هَذَا الْعَدَدِ مِنَ الرَّكَعَاتِ

حَتَّى حَكَى إِجْمَاعَهَمُ الْفِعْلِيَّ وَالْعَمَلِيَّ إِسْحَاقُ بْنُ رَاهَوَيْه فِي مَسَائِلِ إِسْحَاقِ بْنِ مَنْصُورٍ الكَوْسَج عَنْهُ

فَقَدْ نَقَلَ إِجْمَاعَ أَهْلِ الْحَرَمَيْنِ

عَلَى أَنَّهُمْ يُصَلُّونَ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً فِي صَلَاةِ التَّرَاوِيحِ

وَقَدْ كَانُوا فِي بَعْضِ الْأَزْمِنَةِ يَزِيدُونَ عَنْ ذَلِكَ

فَإِنَّهُ قَدْ جَاءَ فِي الْعُتْبِيَّةِ أَنَّ الْإِمَامَ مَالِكًا رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

نَهَى أَمِيرَ الْمَدِينَةِ أَنْ يُنْقِصَ صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ عَنْ سِتٍّ وَثَلَاثِينَ رَكْعَةً

الْمَقْصُودُ مِنْ هَذَا أَنَّ عَدَدَ صَلَاةِ التَّرَاوِيحِ وَرَدَ أَنَّهَا تُصَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ

وَوَصَلَ صَلَاتُهَا إِلَى سِتٍّ وَثَلَاثِينَ

وَدُونَ ذَلِكَ صُلِّيَتْ إِحْدَى وَعِشْرِينَ وَثَلَاثًا وَعِشْرِيْنَ وَنَحْوِ ذَلِكَ

وَكُلُّ ذَلِكَ جَائِزٌ بِحَمْدِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَلَا يَصِحُّ أَنْ نَقُولَ إِنَّ السُّنَّةَ أَنْ تُصَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ وَلَا يُزَادُ عَلَيْهَا

إِذْ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَالصَّحَابَةُ زَادُوا

وَالسَّبَبُ فِي ذَلِكَ أَنَّ هُنَاكَ فَرْقًا كَمَا ذَكَرْتُ فِي أَوَّلِ حَدِيثِي

بَيْنَ الْوِتْرِ الَّذِي يُسْتَحَبُّ عَدَمُ الزِّيَادَةِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

وَبَيْنَ صَلَاةِ التَّرَاوِيحِ الَّتِي تُصَلَّى عِشْرِينَ

أَوْ تُصَلَّى أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ كَسِتٍّ وَثَلَاثِينَ وَنَحْوِ ذَلِكَ

الْمَقْصُودُ مِنْ هَذَا كُلِّهِ أَنَّنَا نَعْلَمُ أَنَّ عَدَدَ الرَّكَعَاتِ أَمْرُهَا سَهْلٌ وَيَسِيرٌ

وَهَذَا يَخْتَلِفُ بِاخْتِلَافِ إِقْبَالِ النَّاسِ عَلَى الْعِبَادَةِ أَوِ انْشِغَالِهِمْ عَنْهَا

وَيَخْتَلِفُ أَيْضًا بِاعْتِبَارِ طُوْلِ الْقِرَاءَةِ وَقِصَرِهَا

فَإِنَّ الْمَرْءَ إِذَا أَطَالَ الْقِرَاءَةَ قَلَّلَ الرَّكَعَاتِ

وَإِذَا قَصَّرَ الْقِرَاءَةَ أَكْثَرَ وَأَزَادَ فِي الرَّكَعَاتِ

وَلَا يَصِحُّ لِأَحَدٍ أَنْ يُنْكِرَ عَلَى مَنْ زَادَ عَلَى عَدَدٍ مُعَيَّنٍ مِنَ الرَّكَعَاتِ

بَلْ إِنَّ الْإِمَامَ مَالِكًا وَهُوَ إِمَامُ دَارِ الْهِجْرَةِ

الَّذِي تَكَادُ تُضْرَبُ لَهُ أَكْبَادُ الْإِبِلِ يُبْحَثُ عَنْ عَالِمِ الْمَدِينَةِ

وَنُزِّلَ عَلَيْهِ هَذَا الْحَدِيثُ نَهَى أَمِيرَ الْمَدِينَةِ أَنْ يَنْقُصَ عَنْ عَدَدٍ مُعَيَّنٍ

فَدَلَّ ذَلِكَ عَلَى أَنَّهُ نَظَرَ إِلَى الْأَصْلَحِ وَأَنَّ كُلَّ ذَلِكَ جَائِزٌ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/cerita-rakaat-shalat-tarawih-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiir-nasehatulama/